Tanjungpinang, gebraknusantara.co.id – Jika diamati kondisi Kota Tanjungpinang dari tahun ke tahun, sepertinya tak ada perubahan. Khususnya menyangkut situasi setelah dilanda hujan. Biasanya, tak sedikit lokasi pemukiman di Kota Segantang Lada ini selalu saja kebanjiran. Ujung-ujungnya, rumah warga pun banyak yang digenangi air bercampur lumpur. Bahkan, tak sedikit yang menilai, penyebabnya adalah drainase yang dianggap tidak mampu menampung debit air.

Hujan lebat yang melanda kota Tanjungpinang Kamis (02/09/2021) subuh, kembali memporak porandakan rumah warga. Kali ini terjadi di jalan Soekarno Hatta Gang Nila I Tanjungpinang. Sejumlah rumah digenangi air bercampur lumpur.
Seorang warga bernama Yudi menuturkan, bahwa lumpur yang dibawa air itu berasal dari bekas galian penanaman pipa SWRO yang telah selesai dikerjakan sekitar dua bulan lalu. Namun, bekas galian itu tidak ditutup dan dikembalikan semula. Sehingga, gundukan tanah liat yang menutupi bekas galian hanyut dibawa air,
“Tengok ajalah pak rumah saya ini. Dari ruang tamu sampai ke dapur, lumpur semua. Ini gara-gara bekas galian proyek penanaman pipa yang diatas sana pak, “tutur Yudi geram.

Rumah warga lainnya juga tampak sama. Ditemui di lokasi bekas galian pipa SWRO, Sholikin, ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Berantas Korupsi (Gebrak) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), tampak uring-uringan menghadapi lumpur yang menggenangi/masuk di rumah warga.
“Inilah kalau pelaksana proyek yang tidak profesional. Belum selesai ngerjakan proyek, tapi sudah ditinggal. Genangan lumpur ini datang dari proyek penanaman pipa SWRO. Proyek itu belum tuntas. Tapi sudah ditinggal begitu saja. Akhirnya, warga yang menerima dampaknya. Saya akan tuntut pelaksana proyek, “katanya jengkel.
Diketahui, pengawas proyek SWRO itu bernama Yanto. Dikonfirmasi melalui ponselnya, Yanto hanya bisa mengatakan akan segera memperbaikinya, “iya pak . . . Saya juga sudah dapat informasi tentang masalah itu. Ini saya sedang mencari orang untuk mengerjakannya. Sebenarnya, kami mau ngaspalnya. Tapi karena hujan terus, kami belum bisa mengerjakannya. “jawab Yanto (02/09/2021).
Jawaban Yanto justru terkesan nyeleneh. Mengapa setelah muncul permasalahan, baru sibuk mencari pekerja. Bahkan, baru berniat akan mengaspal ya. Padahal, proyek itu telah ditinggal hampir dua bulan.
Disis lain, Zulhidayat, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kota Tanjungpinang, coba dikonfirmasi melalui ponsel nya (02/09/2021) terkait permasalahan tersebut. Namun sayang, dua kali coba ditelpon, tapi Kadis PUPR ini enggan mengangkat. ( Richard ).